Belajar Budidaya Maggot di SMP N 5 Sragen.

Orang mungkin agak geli ketika mendengar nama maggot, maggot adalah larva yang kerap kali diasosiasikan dengan lalat, dan tahap ini menjadi kunci dalam siklus hidup serangga metamorfosis sempurna. Maggot adalah agen pengurai yang berperan efektif dalam mengurai materi organik yang sudah mati, seperti bangkai hewan dan sisa - sisa tumbuhan. Meski terlihat menggelikan pada kenyataannya maggot memiliki banyak peranan penting. Maggot memiliki peranan penting sebagai alternatif pakan yang kaya nutrisi untuk ternak. Maggot tidak hanya membantu mengelola limbah organik, tetapi juga menghasilkan produk sampingan berupa pupa yang dapat dimanfaatkan dalam industri pakan ternak. Selain itu, budidaya maggot adalah solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah organik. Dengan memahami manfaat maggot dan merancang budidaya yang tepat, kita dapat memaksimalkan potensi serangga ini dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. SMP Negeri 5 Sragen dalam rangka mengikuti program adiwiyata mandiri mencoba untuk melakukan ternak maggot. Setelah mengikuti kegiatan budidaya maggot yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Sragen. SMPN 5 Sragen mendapatkan bantuan untuk pengembangan strain maggot. Strain maggot adalah larva dari lalat black soldier fly (BSF). Lalat BSF merupakan jenis lalat besar hitam yang mirip seperti tawon. Pengembangan maggot BSF di SMPN 5 Sragen dilakukan di tempat khusus di sekolah yang dilakukan dalam skala kecil.
Budidaya maggot, terutama di sekolah untuk tujuan pengelolaan limbah organik, dapat dilakukan dengan metode terstruktur. Berikut langkah - langkah umum dalam budidaya maggot. Pertama, pemilihan strain maggot yang sesuai dengan tujuan budidaya maggot. Kedua, persiapan tempat budidaya bisa berupa bak atau kontainer; ketiga, media substrat sebagai tempat tumbuh bagi maggot seperti limbah sisa makanan, sayuran yang sudah tidak layak dikonsumsi. Keempat,inokulasi maggot ke dalam media substrat. Kemudian pemeliharaan lingkungan meliputi suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara. Ke enam, pemberian pakan dan perawatan dapat dilakukan berupa sisa sampah organik. Ketujuh, pemisahan maggot dan pupa. Pupa dapat diambil dan dikeringkan untuk penggunaan sebagai pakan, sedangkan maggot dapat diolah lebih lanjut atau digunakan sebagai pakan hidup. Terakhir adalah pengelolaan kebersihan dan sanitasi. Hal ini penting untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan maggot. Diharapkan dengan mengelola maggot dapat mengurangi limbah sampah organik di SMP Negeri 5 Sragen (Edt:ysf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam Sehat bersama SMP Negeri 5 Sragen